Siapasih yang tidak mendambakan untuk menikah. Pernikahan merupakan saat yg dinantikan oleh dua pasangan yang akan meresmikan hubungannya.
Pasangan yang menikah akan berharap saat itu ialah hari terindah dalam hidup mereka .
Karena mereka akan segera menjalani bahtera hidup rumah tangga berdua.
Tapi terkadang harapan yg tak sesuai dengan kenyataan yg terjadi.Bisa saja terjadi sesuatu yg malah diluar prediksi dan harapan yg kadang malah tragis.
Satu di antara kejadian itu diceritakan akun facebook Insyirah Soleha. Dilansir myreporter, ia tak menyangka kejadian yang menimpa adiknya jelang pernikahan begitu tragis dan diluar dugaan.
�Semua persiapan sudah siap dilakukan . Kartu undangan juga sudah disebarkan. Dia stres sekali.�. �Iyalah, jika dibatalkan, nanti keluarga malu pula, kan?�. �Tapikan, malu itu hanya sebentar saja. Nanti orang lupa juga.�. �Tapi badan yg menanggung seumur hidup itu, sanggup gak?� katanya lagi.. �Entahlah ..�
Dilema Bakal Pengantin
Jumpa adik perempuan di hotel, ajak makan di toko. Sambil berbicara, adik cerita mau pergi dengan teman serumah. Ternyata dia juga mau curhat tentang dilema yang dialaminya sebagai calon pengantin.
�Dia baru tahu tunangannya tidak mempunyai pekerjaan. �Calon ibu mertua ternyata menjual nasi lemak dan berjualan kue.� �Kasihan melihat dia, stres karena mau menikah.�
Adik juga bilang, temannya itu anak orang berada. Saya terkejut.
�Sebelum ini kenal dimana? Dia tak tahu tunangannya tak punya kerja?� tanya saya. �Ibu pria tersebut yang mengenalkan lewat kawan,� jawabnya.
Saya tengok adik. Sambung makan. I can not brain.
�Semua persiapan sudah siap. Kartu undangan sudah disebarkan. Dia stres sekali.�. �Iyalah, kalau dibatalkan, nanti keluarga malu pula, kan?�. �Tapi kan, malu itu sebentar saja. Nanti orang lupa juga.�. �Tapi badan yang menanggung seumur hidup itu, sanggup tidak?� katanya lagi.. �Entahlah ..�
�Malu sebab batal pernikahan itu memang aib. Tapi kalau tak bahagia, sepanjang pernikahan itu menderita.� Tak bisa turn back okey? Mau try then kalau tak okey, bisa bercerai?�
Phew .. not that easy.
Dalam pernikahan adalangkah-langkah atau step by step yang Islam anjurkan. Diantaranya adalah berkenalan. Berkenalan ini bukan kena pergi kencan makan mie kepiting akhir pekan.
Setelah itu call setiap hari untuk buat laporan hari ini buat apa, makan apa, jam berapa mandi, pakai baju warna apa. No .. no .. no ..
Berkenalan ini untuk tahu fikrah pasangan dan keluarga. Kenal adab dan akhlak keluarga. Tahu apa rencana masa depan keluarga. Bukan bincang mau anak berapa nanti. Apa metode merencanakan kehamilan. Yang itu bisa dibahas setelah akad nikah.
Hidup ini memang sebuah ujian. Tapi Allah beri banyak pilihan. Pilih yang baik agamanya. Baik agama ini tidak semestinya ustadz, tidak semestinya Tok Imam, tidak semestinya bilal.
Mungkin sopir truk yang selalu salat awal waktu dan jaga orangtuanya dengan baik. Beri nafkah pada orang tua dan baik akhlak dengan semua orang itu lebih baik. Sekarang ekonomi tak baik. Bila kita memang tidak ada usaha untuk diri kita.
Bagaimana kita mau jaga orang lain? Setidaknya usaha. Inilah tanggungjawab dalam kehidupan. Kalau tidak ada pekerjaan harus umpan kepada bakal istri untuk sama-sama merencanakan apa yang ingin dibuat untuk memberi nafkah kepada istri.
Tanggungjawab suami untuk beri nafkah kepada istri meskipun seorang pria duduk di rumah menjaga anak.
Dan membuat pekerjaan rumah tidak meninggalkan kewajiban memberi nafkah kepada keluarga. Tidak �penting� pekerjaan itu baik duduk di kantor atau pedagang online.
Bukan kuantitas keuangan tapi lebih menekankan kewajiban suami memberi nafkah pada istri. Banyak pria menganggap menafkahkan istri hal ringan. Meski istri bergaji lebih besar. Itu pun tetap tidak menanggalkan kewajiban suami memberi nafkah kepada istri dan anak-anak
Semoga Allah tidak menguji kita dengan apa yang kita tidak sanggup hadapi. Kasihan pada bakal-bakal pengantin yang terperangkap dalam hidup begini. Pernikahan itu bukan main-main. Usia bukan ukuran bahagia derita. Tapi iman dan taqwa.
Catatan : Kisah ini belum tentu kebenarannya,ambillah sisi positifnya saja Mungkin bisa menjadi pengalaman hidup�
Sumber : tribunnews.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar